Arah Angin Sedang Menuju Madrasah

- 13.30

Arah Angin Sedang Menuju Madrasah

 

Sahabat Abdima, Prestasi akademik yng dicapai anak madrasah era ini tak lepas dari kebijakan yng diterapkan oleh Kementerian Agama. Sejak awal orang-orang Perlu memilih antara sains, vokasi, ataupun keagamaan murni. Konsep madrasah yng baru itu didukung yang dengannya program ma’had (asrama), menjadikan bidang keagamaan ditanamkan menjdai fondasi. Jam pelajaran di sekolah lebih efektif serta efisien.
Salah seorang yng berperan penting membawa madrasah ke era kompetisi bebas merupakan direktur pada Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil M. Nur Kholis Setiawan MA. Beliau peraih gelar Doktor phil Oriental and Islamic Studies dari Universitas Bonn, Jerman ini mengungkapkan pemikirannya. Yang akan di sajikan kali ini petikannya :
Arah Angin Sedang Menuju Madrasah
Bagaimana kondisi madrasah era ini?
Satu dari sekian banyaknya masalah utama yng awal mulanya kita hadapi pada awal mulanya merupakan animo masyarakat yng semakin hari semakin rendah terhadap madrasah. Saat ini ini citra madrasah telah mampu dinaikkan di aneka macam daerah menjadikan peminatnya tinggi. Saya ambil semisal di dekat Manado, Sulawesi Utara, ada Madrasah Ibtidaiyah Negeri jumlah siswanya diatas 2000. Susah sekali mencari sekolah dasar yng jumlah siswanya sebanyk itu. Saya sendiri kaget. Madrasah yng ada diperkotaan apalagi, yng antre ribuan. Saya melihat masyarakat telah punya pandang-an yng berbeda terhadap madrasah.
Bagaimana citranya dibanding sekolah umum?
Kalau saya melihat data-data era ini anak-anak madrasah sudah sukses mencapai maupun meraih prestasi di seluruh bidang. Dalam lima tahun yang terakhir peningkatannya makin luar biasa. Tak cuma soal akademik, akan tetapi pula hal-hal non-akademik semisal olahraga, marching band, ataupun semi-akademik semisal robotik.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat madrasah kompetitif bersaing yang dengannya sekolah umum, di lingkup madrasah sendiri kami menggelar event-event bertaraf nasional. Misalnya saja Ajang Kompetisi Seni serta Olah Raga Madrasah (AKSIOMA) serta pula Kompetisi Sains Madrasah (KSM).
Kenapa hal ini tak di lakukan dari dulu?
Era ini kebijakan pemerintah telah berpihak sepenuhnya. Madrasah telah dilihat menjdai bagian integral dari system pendidikan nasional. Kalau dulu masih terdiskriminasi dalam aneka macam hal. Semisal kecil saja, kalau ada ajang Olimpiade Sains Nasional anak madrasah tak boleh ikut. Akan tetapi dari segi pendanaan masih terdiskriminasi. Kalau sekolah umum dibantu pusat serta daerah, misalnya Dinas Pendidikan serta Kebudayaan itu mempergunakan seni manajemen pendanaan otonomi daerah. Akan tetapi madrasah masih disangga secara vertikal saja oleh Kemenag.
Penilaian madrasah dalam akreditasi bagaimana?
Era ini 1/2 jumlah madrasah yng telah terakreditasi, levelnya B. Sisanya terakreditasi A serta C masing-masing 25%. Yng kita prioritaskan era ini menaikkan yng dari C ke B. Sementara yng belum terakreditasi masih 15% serta kami berkomitmen bagi atau bisa juga dikatakan untuk segera menyelesaikan, akan tetapi kami pula Perlu mengukur kemampuan lantaran lagi-lagi tantangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk madrasah swasta tidak sedikit di sarana serta prasarana. Katakanlah anggaran pemerintah bagi atau bisa juga dikatakan untuk akreditasi dalam setahun 4% dalam skema APBN, maka target itu realistis bisa dicapai paling cepat dalam empat tahun. Hal ini tak cuma bergantung Kemenag saja lantaran 94% madrasah itu milik masyarakat, cuma 6% saja yng milik pemerintah.
Maka sifat pemerintah cuma memberikan stimulan saja yang dengannya supervisi yng diharapkan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu kami punya komitmen bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan bantuan serta pendampingan. Kalau madrasah negeri tentu seluruh telah terakreditasi.
Bagaimana tatacara membuat anak madrasah sepintar anak SMA favorit?
Era ini kami buat tiga kelompok besar madrasah. Pertama, madrasah akademik yng memilih spesialisasi bidang sains. Kedua, madrasah vokasi yng mempunyai potensi keterampilan ataupun kejuruan. Ketiga, madrasah yng khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk kajian keislaman. Yang dengannya tiga segmen itu, kurikulum orang-orang tak mampu lagi serta orang-orang siap diadu head to head yang dengannya sekolah umum yng setara. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk madrasah vokasi kami sesuaikan yang dengannya potensi lokal yng ada. Misalnya di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, ada madrasah perikanan lantaran di sana potensi lautnya besar.
Orientasinya kemana tipe-tipe itu?
Tipe pertama terang dididik bagi atau bisa juga dikatakan untuk ilmuwan. Tipe kedua output-nya ya tenaga kerja. Sedangkan tipe ketiga kami persiapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk ulama. Hasil akhir itu tak tercapai dalam satu ataupun dua tahun mendatang akan tetapi butuh proses panjang. Kami ingin setidaknya ada garis demarkasi yng terang serta regulasi yng terang bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengembangan tiga tipologi itu yang dengannya sama-sama berkarakter religius kuat.
Apa yng masih menjadi PR besar era ini?
Sumberdaya guru serta sarana prasarana. Dari 813.595 guru madrasah, yng statusnya pegawai negeri sipil cuma 16%. Yng bukan pegawai negeri itu terkadang susah diukur kompetensinya. Yang dengannya pengembangan madrasah era ini kami tak butuh lagi guru agama, namun yng kami butuhkan guru-guru sains serta guru-guru kejuruan.
Demikian ungkapan pemikiran Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA. yng kami salin dari Laporan Utama Majalah Pendidikan Islam Edisi 7 yang dengannya Judul Arah Angin Sedang Menuju Madrasah. Mudah-mudahan berita ini bisa menambah pengetahuan serta wawasan kita terkait pengembangan serta kemajuan Madrasah._Abdi Madrasah

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.abdimadrasah.com/2017/01/arah-angin-sedang-menuju-madrasah.html

Seputar Arah Angin Sedang Menuju Madrasah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Arah Angin Sedang Menuju Madrasah