Evolusi Madrasah Di Zaman Yng Berganti

- 10.15

Evolusi Madrasah Di Zaman Yng Berganti

 

Sahabat Abdima, Tepuk tangan riuh bergema di studio MetroTV di Jakarta, penghujung November lalu. Ratusan penonton yng hadir di studio berdecak kagum era tiga siswa madrasah ditampilkan ke atas stage bagi atau bisa juga dikatakan untuk bercerita pengalamannya memenangi lomba event-event bergengsi. Para juara muda itu merupakan, Alin Azkannuha (14), Dafa Maheswara Wiryawan (17), serta Ayatul Marifah (17).
Azkannuha yng akrab dipanggil Azka merupakan pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja tingkat SLTP yng diadakan oleh Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan RI. Bersama dua temannya, Nasim serta Faqih, remaja yng sudah hafidz al-Qur’an itu mempersembahkan sebuah alat penetralisir karbon asap rokok menjadi oksigen.
Evolusi Madrasah Di Zaman yang Berubah
Karya aplikatif ini dibuat di sela-sela kesibukannya menghafal al-Qur’an serta bersekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tahfidz Yanbuul Quran Kudus, Jawa Tengah. “Alat ini kami namakan Tifanter Twenty Five yang bisa diimplementasikan di smooking area,” terang Azka yng sudah menghafal komplit 30 juz.
Jagoan lain yng tampil di Metro TV era itu merupakan Dafa Maheswara Wiryawan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta. Siswa kelas 10 ini telah lebih dari sepuluh kali menjadi juara di aneka macam event nasional ataupun dunia. Yang terakhir, Dafa mencapai maupun meraih medali perak di International Youth Robot Competition 2016 di Daejon, Korea Selatan, Agustus lalu. Ia menang dalam katagori coding mission creative robot mengalahkan para peserta dari 15 negara salah satunya Israel, Russia, Tiongkok, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, serta Korea Selatan.
Yng ketiga, Ayatul Ma’rifah, tak kalah hebat. Siswi cantik dari Madrasah Aliyah (MA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini merupakan penulis serta peneliti belia. Ia pernah menyabet aneka macam gelar juara dalam lomba karya ilmiah, di antaranya di Universitas Andalas Padang, Universitas Atmajaya Jakarta, serta Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Gadis asal Magelang ini pula juara penulisan esai tingkat nasional yng atas tissu, beberapa detik lantas terlaksana reaksi. Andai makanan memiliki kandungan formalin maka tissu akan berganti menjadi pink serta andai memiliki kandungan boraks, maka tissu akan berwarna biru keunguan,” terangnya.
Penampilan anak-anak itu tentu saja membuat tidak sedikit penonton kagum. Tips orang-orang berpakaian, bertingkah laku, serta tutur bahasanya menciptakan kesan cerdas, sopan, serta saleh. Tepuk tangan sambung menyambung di sela-sela testimoni orang-orang.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yng mendampingi orang-orang di acara itu mengaku bangga yang dengannya prestasi yng orang-orang raih. Banyak sekali prestasi anak madrasah, pendapat dari Menag, berimplikasi menaikkan citra madrasah di mata publik. “Pada lima tahun terakhir madrasah mengalami perkembangan amat pesat,” katanya. Menurutnya madrasah kini tak lagi menjadi lembaga pendidikan pengganti, namun menjadi pilihan utama orang tua. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu kementerian yng dipimpinnya terus mengucurkan program strategis guna lebih memajukan sekolah berciri khas Islam itu. Antara lain yang dengannya penguatan infrastruktur, pembaruan kurikulum, serta penguatan kompetensi guru.
Banyak sekali ikhtiar yang telah di sebutkan tak sia-sia andaikan dilihat dari perkembangan madrasah dalam beberapa tahun yang terakhir. Setidaknya sejak tahun 2004, aneka macam prestasi ditorehkan madrasah-madrasah dari penjuru nusantara dalam aneka macam hal, mulai nilai ujian nasional tertinggi, olimpiade sains, karya ilmiah, olahraga, marching band, robotik, serta lain-lain.
Pemberitaan media massa wacana prestasi anak madrasah era ini bukan barang langka semisal zaman dahulu. Di ajang internasional, yng dahulu cuma konsumsi sekolah umum bonafid, kini tidak lepas dari andil anak madrasah. Belum lama ini, di gelaran International Youth Robot Competition 2016 Korea, para siswa madrasah mendominasi perwakilan Indonesia.
Sejumlah nama sukses membawa pulang medali. Syahrozad Zalfa Nadia, dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pembangunan UIN Jakarta memborong empat medali dalam kategori coding mission, steem mission, serta creative design. Secara kelompok, madrasah Pembangunan UIN Jakarta pula mencapai maupun meraih medali bagi atau bisa juga dikatakan untuk tim “Mesin Cap Batik Otomatis”. Pada event internasional sebelumnya di Malaysia, madrasah ini mencapai maupun meraih empat penghargaan dalam Asian Robotic Championship 2016 di Kuala Lumpur.
Di Singapura International Math Olympiad Challenge (SIMOC) 2016, lima siswa madrasah lain-lainnya sukses menorehkan prestasi. Yng lebih mengagumkan, orang-orang merupakan anak-anak madrasah “udik” dari MA Mathalibul Huda Jepara, serta MA Abadiyah Pati. Padahal SIMOC adalah event global bergengsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelas 2 (primary 2) sampai-sampai kelas 10 (secondary 4) yng diikuti tidak tidak lebih dari 700 peserta dari 15 negara salah satunya Hong Kong, India, Uzbekistan, Bulgaria, Tiongkok, serta Rusia.
Di event nasional madrasah pula tidak kalah moncer yang dengannya SMA. Olimpiade Sains Nasional kini telah adalah ladang medali bagi anak-anak madrasah,yang dengannya jumlah penghargaan tak terhitung lagi banyaknya.
Kejayaan orang-orang malah merambah bidang-bidang yng jauh dari basis awal madrasah. Olimpiade Teknologi Ilmu Komputer Nasional yng diselenggarakan oleh Komunitas Guru TIK (KogTIK) 2016 di Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan belum lama ini tidak sedikit medalinya jatuh ke tangan Madarah Aliyah Negeri 3 Jakarta, Madrasah Aliyah Negeri 2 Palembang, serta MTsN Pamulang. Mata lombanya antara lain membuat games, design web, bloging, robotik, menggambar digital, membuat film pendek, serta project based learning.
Fakta-fakta bahwasanya secara masif aneka macam madrasah di tanah air unjuk gigi merupakan menggembirakan. Direktur Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Prof. Dr. Nur Kholish Setiawan MA. mengaku surprised yang dengannya evolusi yng dicapai madrasah. “Kreativitas dan inovasi membuat madrasah tampil beda dan mendapatkan rekognisi dari masyarakat,” ujarnya. “Prestasi ini harus kita pertahankan dan tingkatkan,” tambahnya. OSN yng dulunya langganan anak SMA kini sudah tidak sedikit direbut anak madrasah.
Tahun ini sebanyk 52 siswa Madrasah Aliyah dari aneka macam provinsi di Indonesia menjadi bagian dari 408 peserta Olimpiade Sains Nasional. Orang-orang lolos dalam seleksi ketat yng terdiri atas sembilan bidang keilmuan, yakni matematika, fisika, kimia, informatika/komputer, biologi, astronomi, ekonomi, serta Geografi.
Orang-orang berasal dari MAN Insan Cendekia Serpong, MAN IC Gorontalo, MAN IC Jambi, MAN IC Ogan Komering Ilir, MAN 3 Malang, MAN 4 DKI Jakarta, MA Muallimin Jogjakarta, MA Amatullah Surabaya, MAN 1 Jogjakarta, MAN 1 Lampung Tengah, MAN 2 Payakumbuh, MA Mareku Maluku, MA Darul Mursyid Sumut, MA Husnul Khotimah Jabar, serta MAN Fakfak, Papua Barat.
Demikian mengenai Evolusi Madrasah Di Zaman Yng Berganti, mudah-mudahan madrasah lebih baik serta makin lebih baik._Abdi Madrasah

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.abdimadrasah.com/2017/01/evolusi-madrasah-di-zaman-yang-berubah.html

Seputar Evolusi Madrasah Di Zaman Yng Berganti

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Evolusi Madrasah Di Zaman Yng Berganti